KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH PROVINSI ACEH

Break Even Point

break even point
Break Even Point (BEP) adalah titik impas di mana keadaan jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian.
BEP ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
BEP memerlukan komponen penghitungan dasar seperti:
  1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
  2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
  3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk analisis BEP ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
  1. Dasar Unit
    Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas:BEP = FC /(P-VC)
  2. Dasar Penjualan
    Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas:FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit
 Break Even Point (BEP)
Agar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi:
Total Biaya Tetap senilai Rp 100 juta
Total Biaya Variabel per unit senilai Rp 60 ribu
Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu
Penghitungan BEP Unit
BEP = FC/ (P – VC)
BEP = 100.000.000/ (80.000 – 60.000)
BEP = Rp 5000
Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 100.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp 400.000.000
Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini. Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta per bulan.
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = (100.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP – Laba = 180.000.000 / 20.000
BEP – Laba = 9.000 unit atau
BEP – Laba = Rp 720 juta (9000 unit x Rp 80.000)
Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit perusahaan akan mendapatkan laba Rp 720 juta, mari kita periksa berikut ini:
Penjualan Rp 720.000.000
FC Rp 100.000.000
Total VC (Rp 60.000 x 9000 unit) Rp 540.000.000
Total Biaya Rp 640.000.000
Laba Rp 80.000.000
Jadi, seperti itulah penghitungannya.
Semoga bermanfaat.
Share:

Profit maximization

Dalam ekonomi, profit maximization atau profit maksimum adalah proses yang dilakukan perusahaan untuk menentukan harga dan level output yang memberikan profit yang paling besar. Terdapat beberapa pendekatan untuk masalah ini. Metode total revenue - total cost berdasarkan pada fakta bahwa profit sama dengan pendapatan dikurangi beban, dan metode marginal revenue-marginal cost didasarkan pada fakta bahwa total profit dalam sebuah pasar persaingan sempurna adalah poin maksimum di mana marginal revenue sama dengan marginal cost.


Setiap biaya yang terjadi pada perusahaan dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok: fixed cost dan variable cost. Fixed cost muncul dalam bisnis pada setiap level dari output, termasuk saat output 0. Ini termasuk pemeliharaan peralatan, sewa, gaji, dan pemeliharaan umum. Variable cost berubah seiring dengan level dari output, bertambah dengan semakin banyaknya produk yang dihasilkan. Bahan baku yang dikonsumsi selama produksi biasanya berdampak paling besar pada kategori ini. Fixed cost dan variable cost, digabungkan, sama dengan total cost.

Pendapatan adalah jumlah uang yang perusahaan terima dari aktivitas bisnis normalnya, biasanya dari penjualan barang dan jasa (berlawanan dengan uang dari penjualan saham seperti pembagian modal atau penerbitan surat utang).

Marginal cost dan marginal revenue, tergantung pada apakah dengan pendekatan kalkulus atau tidak, didefinisikan dengan perubahan pada beban atau pendapatan ketika setiap tambahan unit diproduksi, atau turunan dari beban atau pendapatan yang bergantung pada jumlah output. Ini dapat pula didefinisikan sebagai tambahan pada total cost atau revenue ketika output bertambah sebanyak satu unit.

Untuk setiap unit yang terjual, marginal profit (Mπ) sama dengan marginal revenue (MR) dikurang marginal cost (MC). Sehingga, jika marginal revenue lebih besar dari marginal cost, marginal profit hasilnya akan positif, dan jika marginal revnue lebih kurang dari marginal cost, marginal profit hasilnya akan negatif. Ketika marginal revenue sama dengan marginal cost, marginal profit nol. Karena total profit bertambah ketika marginal profit positif dan total profit berkurang ketika marginal profit negatif, profit akan mencapai maksimum ketika marginal profit nol - atau ketika marginal cost sama dengan marginal revenue. Ketika terjadi dua titik di mana hal ini terjadi, profit maksimum akan tercapai di mana produsen telah mengumpulkan profit positif hingga titik perpotongan antara MR dan MC (di mana profit nol didapatkan), tetapi tidak dapat melanjutkan setelahnya, begitu pula sebaliknya, yang akan menampilkan profit minimum.


Titik perpotongan antara MR dan MC pada diagram di atas adalah di titik A. Jika industrinya adalah persaingan sempurna (seperti diasumsikan dalam diagram), perusahaan menghadapi sebuah kurva permintaan (D) yang identik dengan kurva marginal revenue (MR). Kurva ini akan berbentuk garis horizontal pada suatu titik harga yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran industri. Biaya total rata-rata direpresentasikan oleh kurva ATC. Total profit ekonomis direpresentasikan oleh area PABC.

Jika perusahaan beroperasi pada pasar yang tidak kompetitif, sedikit perubahan harus dilakukan pada diagram. Contohnya, marginal revenue gradiennya harus negatif, karena kurva permintaan pasar secara keseluruhan. Dalam sebuah lingkungan yang tidak kompetitif, solusi untuk profit maksimum akan lebih rumit dengan menggunakan game theory.

Pada beberapa kasus, kondisi permintaan dan biaya perusahaan mengakibatkan marginal profit akan lebih besar dari nol pada semua level produksi. Dalam kasus ini, aturan Mπ = 0 harus dimodifikasi dan perusahaan harus memaksimalkan pendapatan. Dengan kata lain, quantity dan price dari profit maksimum dapat ditentukan dengan mengatur marginal revenue menjadi sama dengan nol.
Share:

Manfaat Studi kelayakan bisnis.

Studi kelayakan bisnis memberikan manfaat bagi para pihak terkait dengan usaha yang akan dijalankan, adapun pihak-pihak yang dimaksud menurut Johan (2011) adalah  adalah sebagai berikut :
1.      Pihak Investor
Investor ingin melihat berapa modal yang harus ditanamkan dan berapa potensi daripada usaha yang dijalankan dan juga nilai tambah yang bisa dihasilkan. Selain pendapatan yang dihasilkan, investor juga akan melihat berapa besar resiko pengembalian investasi yang ditanamkan.
2.      Pihak Kreditor
Sebagai pihak penyadang dana eksternal ingin melihat risiko dana yang dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu beberapa lama dan juga kemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan.
3.      Pihak Manajemen
Sebagai pihak yang akan menjalankan usaha, maka pihak manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaanya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung dan juga kemungkinan risiko yang timbul.
4.      Pihak Regulator

Berkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, industri yang akan dijalankan, dan dampak masyarakat maupun perekonomian nasional.
Share:

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Menurut Johan (2011), dalam bukunya Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, studi kelayakan merupakan sebuah studi untuk mengkaji secara komprehensif dan mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha. Layak atau tidaknya dijalankan usaha merujuk pada hasil membandingkan semua faktor ekonomi yang akan dialokasikan kedalam sebuah usaha atau bisnis baru dengan hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam, penelitian tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non-finansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, akan tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.
Sedangkan usaha atau bisnis dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau aktivitas yang mengalokasikan sumber-sumber daya yang dimiliki kedalam suatu kegiatan produk yang menghasilkan barang atau jasa, dengan tujuan barang atau jasa tersebut bisa dipasarkan kepada konsumen agar dapat memperoleh keuntungan.

2.1.1   Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bertujuan agar usaha yang dijalankan nantinya tidak akan sis-sia atau dengan kata lain tidak membuang uang, tenaga, atau pikiran secara percuma serta tidak akan menimbulkan masalah yang tidak perlu dimasa mendatang. Ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan (Kasmir dan Jakfar, 2012) yaitu:
1.    Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian dimasa akan datang yaitu direncanakan adanya kondisi ketidak pastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak diinginkan, baik resiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2.    Memudahkan Perencanaan
Jika sudah bisa meramalkan apa yang akan terjadi dimasa akan dating, maka akan mempermudah dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan kapan usaha akan dijalankan, dimana lokasi usaha akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar kekuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Jelasnya perencanaan sudah terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu tertentu.
3.    Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan tersusunya rencana akan memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan usaha tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4.    Memudahkan Pengawasan
Adanya perencanaan ini akan meudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan diperlukan agar pelaksanaan tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
5.    Memudahkan Pengendalian

Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan bisa dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk nmengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng kea rah sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai. 
Share:

PEMILU DI BELAKANG ANDA

PEMILU DI BELAKANG ANDA
Pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) adalah perwujudan demokrasi dimana seluruh rakyat yang sudah berhak sesuai ketentuan akan memilih para calon legislatif untuk mewakilinya di DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Melalui pilpres, rakyat akan memilih kandidat terbaik sebagai presiden Republik Indonesia.
Namun pelaksanaan pesta demokrasi itu kerap dinodai kecurangan – kecurangan hingga rekayasa canggih segala cara oleh pihak tertentu untuk dapat menangkan pemilu atau pilpres dan meraih kekuasaan di Indonesia. Masih ingat apa yang dikatakan Pak Mahfud MD “(Kecurangan) itu memang masif. Tapi, kalau terstruktur dan sistematis belum, masih perlu dibuktikan,” kata Pak Mahfud MD di Gedung MK 5 Agustus 2009.

Kala itu Pak Mahfud yang masih menjabat Ketua MK. Ditanya soal kasus beredarnya ribuan formulir C1 palsu buatan Tim SBY-Boediono di Kota Tangerang, Banten. Formulir itu beredar di ribuan TPS di Kota Tangerang yang memiliki 2700 TPS. Dan, pada formulir yang ditemukan itu terdapat tanda tangan Ketua KPPS beserta cap stempel basah.
Bukan hanya itu kecurangan-kecurangan yang terjadi pada pemilu 2009 antara lain
Mark up atau penggelembungan jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT (daftar pemilih tetap).
Pertama : beredarnya informasi penerbitan 18 juta KTP palsu yg sempat mencuat namun tdk dapat dibuktikan. Media massa diduga berperan besar menutupi isu tersebut dengan imbalan uang suap atau kompensasi iklan menggiurkan.

Pembuktian adanya 18 juta KTP palsu memang sangat sulit karena akses terhadap perusahaan pencetak blanko KTP tidak bisa ditembus oleh masyarakat awam karena bersifat rahasia negara dan hanya pejabat tertentu yang dapat mengaksesnya.

Kedua : jumlah 173 juta pemilih 2009 tidak mencerminkan jumlah sebenarnya. Perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah WNI berhak memilih hanya sekitar 159 juta pemilih. Prediksi BPS ini Terbukti ketika pastisipasi rakyat pada pemilu tercatat sangat rendah yakni 71%. Bandingkan dengan pemilu atau pilpres 2004 yang mencapai 90%

Ketiga : penerbitan dan pencatatan KTP fiktif juga dibuktikan dengan rendahnya partisipasi rate di semua pilkada yang rata – rata hanya 55-70% saja. Dengan asumsi pemilih absen atau golput maksimum 10 – 15%, masih terdapat 25 – 30 % rakyat yang indentitasnya tercatat sebagai pemilih namun secara faktual orangnya tidak ada.

Jika dicermati baik – baik dan dianalisa, maka tingkat partisipasi pemilih di pilkada adalah refleksi dari jumlah pemilih riel atau jumlah yang sebenarnya, setelah diperhitungkan jumlah warga yang abstain atau golput.
Share:

INGAT COVID, INGAT MASKER

DATA COVID-19 INDONESIA

😷 Positif:

😊 Sembuh:

😭 Meninggal:

(Data: kawalcorona.com)

Support