Diperlukan waktu untuk bergeser dari tipe teknisi ke tipe manajer, lalu ke tipe entrepreneur. Kalau memang masih baru berbisnis, tidak apa-apa pilih tipe teknisi, sambi belajar medan bisnisnya. Kalau sudah paham, kondisi keuangan membaik, dan memang sudah waktunya mendelegasikan ke orang lain, karena bisnisnya makin ramai, its no problemuntuk berlahir ke tipe entrepreneur.
Bisnis berjalan. Anda mungkin menjadi pemilik sekaligus direktur utama perusahaan Anda. Anda makin sibuk. Bukan lagi orang Anda yang diatur jam kerjanya oleh orang lain. Anda sendiri yang menentukan jam kerja Anda.
Mengapa Anda memilih lebih repot mengatur waktu dibanding karyawan Anda, sementara pengusaha lain bisa berlibur, ikut dalam kegiatan sosial dan keagamaan, tetapi bisnis tetap berjalan? Kesibukan, ternyata, sangat dipengaruhi oleh tipe pengusaha. Ada tiga tipe pengusaha – silakan cocokkan dengan cirri atau karakter yang ada pada Anda.
Tipe Teknisi
Umumnya memulai bisnis dengan mengandalkan keahlian atau hobi. Tipe ini pandai menjalankan hal-hal teknis yang terkait dengan bisnis Misalnya, ahli membuat kue membuka usaha pabrik roti. Keunggulan tipe ini adalah paham seluk beluk pekerjaan karyawannya. Keunggulan ini sekaligus menjadi kelemahannya ketika dia sulit mendelegasikan pekerjaan, lantaran dia merasa paling bisa. Tipe ini senang melayani pelanggan, dan pelanggan pun merasa diistimewakan sehingga mereka akan membeli jika langsung dilayani oleh sang pemilik.
Tetapi ingat, situasi ini membuat pemilik bisnis semakin tidak bisa meninggalkan tempat usahanya. Semakin maju usahanya semakin sibuklah dia. Pengusaha tipe ini adalah pemilik yang merangkap sebagai karyawan. Ia bekerja keras agar dapat menggaji karyawannya. Artinya, karyawan hanya diperlakukan sebagai pembantu. Jika Anda termasuk tipe ini, bersiaplah menjadi sangat sibuk, ketika pelanggan Anda semakin bertambah.
Tipe Manajer
Pengusaha tipe ini biasanya sudah menerapkan prinsip-prinsip manajemen sebagaimana diajarkan di sekolah atau buku-buku manajemen. Meskipun skala usahanya masih kecil, pengusaha tipe ini berupaya membuat aktivitas bisnisnya tampak moderen, dengan membuat perencanaan dan melakukan evaluasi secara rutin. Struktur organisasi dan pembagian kerjanya jelas dan disusun rapi. Bahkan sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk rapat ketika hendak memutuskan sesuatu. Pengusaha tipe ini lebih sebagai pemilik sekaligus manajer, sehingga sibuk mengontrol karyawan. Semakin maju usahanya, semakin banyak waktu untuk rapat. Semakin banyak karyawannya, semakin sering rapat.
Tipe Enterpreneur
Enterpreneur adalah pemilik usaha yang sebenarnya. Ia bisa menjadi pemilik sekaligus direktur yang pekerjaan utamanya memotifasi karyawan untuk bekerja sebaik-baiknya. Juga menjalin hubungan dengan pasar dan pemilik modal, serta melakukan negosiasi dalam rangka pengembangan usaha. Pengusaha tipe ini umumnya tidak suka pada masalah teknis. Kalaupun terpaksa harus mengurus masalah teknis, dia akan berusaha sesegera mungkin menyerahkannya kepada orang lain. Ia juga tidak suka perencanaan yang berbelit-belit, karena menurutnya, itu urusan manajernya. Jika melihat sesuatu yang berpotensi menjadi usaha baru, ia akan mencari orang yang bisa mewujudkan idenya itu. Ia lebih banyak memanfaatkan waktu untuk membuka usaha baru atau melakukan aktivitas sosial. Sementara tipe teknisi dan manajer semakin sibuk ketika usahanya berkembang, pengusaha tipe enterpreneur justru mulai bebas menikmati liburan bersama keluarga.
Pertanyaannya, Anda termasuk tipe yang mana? Atau ingin menjadi tipe yang mana?
Seorang pengusaha sering tergoda untuk langsung memilih tipe entrepreneur. Pasalnya, ia merasa "sepertinya enak menjadi tipe ini”. Bisa jalan-jalan, bisa senang-senang, tidak terlalu memikirkan bisnis, bisa berkumpul dengan keluarganya, sementara bisnis "bisa" jalan karena sudah menghirekaryawan. Padahal sebenarnya dia belum siap menjadi tipe ini, karena bisnisnya baru berjalan. Dia nekat mengangkat manager untuk mengatur tugas daily activities. Padahal dia belum mampu. Dia baru belajar berbisnis. Jadi, tugas sehari-harinya diserahkan kepada orang lain. Dia duduk manis, memantau keadaan, padahal tidak paham tentang bisnisnya. Karena itulah dia sering ditipu oleh karyawannya. Padahal kondisi keuangan belum stabil. Neraca keuangannya belum positif, tapi memaksa menganggkat manajer operasional. Akibatnya, ia harus menggaji banyak karyawan yang sebenarnya belum perlu.
Sebenarnya diperlukan waktu, setahap demi setahap, untuk bergeser dari tipe teknisi ke tipe manajer, dan ke tipe entrepreneur. Kalau memang masih baru berbisnis, tidak apa-apa tipe teknisi, sambi belajar sedikit demi sedikit tentang bisnis; dan di lubang mana saja karyawan mungkin bisa main curang. Dipelajari dulu medan bisnisnya. Kalau sudah paham, sudah menguasai kunci dan kondisi keuangan membaik, dan memang sudah waktunya mendelegasikan ke orang lain karena bisnisnya makin ramai, its no problem.
Atau jangan terlalu larut menjadi tipe teknisi, karena menganggap semua karyawan bodoh tidak ada yang lebih pintar daripada dirinya, dan menganggap bisnis tanpa kehadiran dirinya tidak bisa berjalan lancar. Tipe ini seperti depot atau toko yang ramai. Semakin ramai pembeli, semakin repot mengatur karyawan, seperti seorang dirijen memimpin orkestra. Repotnya tipe ini adalah kalau jatuh sakit, atau sedang ada keperluan lain, aktivitas bisnisnya terganggu. Aliran uang juga ikut terganggu.
Bila sudah saatnya, beralihlah ke tipe manajer dulu. Untuk bisa menanamkan nilai-nilai manajerial kepada bawahan. Tingkat delegasi kepada bawahan semakin diperbesar daripada tipe teknisi. Bila bawahan atau calon manajer sudah bisa bekerja sambil menggunakan otak dan inisiatif sendiri. Jadi, bisnis bisa jalan karena adanya standard operating procedures. Karena karyawan bisa bekerja tanpa disuruh, karena sudah paham apa yang harus dikerjakan. Barulah beralih ke tipe entrepreneur. Jadi, janganlah terburu-buru melakukan sesuatu padahal sebenarnya sudah paham Anda belum siap menjadi tipe entrepreneur.
Tidak tergesa-gesa adalah sifat yang dicintai oleh Allah. Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata bahwa NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj ‘Abdul Qois, "Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa."(HR. oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod No. 586. Syaikh Al-Albani mengatakan, hadis ini sahih)
Waspadalah pula dari sifat tergesa-gesa, karena sifat ini sebenarnya berasal dari was-was setan. Dari Anas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.”(HR Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al-Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan, hadis ini hasan)
Ada kaidah fiqhiyyah yang menyatakan, “Man ista’jala syaian qabla awanihi ‘uqiba bi hirmanihi”—Barangsiapa yang tergesa–gesa terhadap sesuatu sebelum waktunya, akan diberi hukuman, berupa tidak akan mendapatkannya).
Jadi, keputusan di tangan Anda: pilih tipe teknisi, tipe manajer ataukah tipe entrepreneur?
Sekali lagi, “Hidup ada pilihan. Cara berbisnis juga pilihan. Asal tahu dengan segala konsekuensinya.”
0 komentar:
Posting Komentar